SEKILAS
SEJARAH MASJID LUAR BATANG
Masjid Luar Batang termasuk masjid
terkenal di Batavia karena keramat Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus
(w. 1756). Keramat ini banyak peziarah. Pada peta-peta abad ke-19 terkadang
tertulis Heilig graf, artinya "makam keramat"di tempat
Masjid Luar Batang sekarang. Masjid ini terletak disebelah utara tembok kota
lama, di daerah yang sesudah pertengahan abad ke-17 diuruk dan baru boleh
dihuni oleh orang Jawa dari Cirebon sejak 1730. Mereka bertugas membersihkan
mulut kali Ciliwung dari lumpur, Supaya kapal bisa sampai ke Pasar Ikan yang
letaknya tidak jauh dari masjid ini.
Daerah Luar Batang artinya daerah di
luar batang besar (groote boom) yang menutup pelabuhan pada malam hari,
merupakan tanah endapan dan ukuran yang semakin menjorok keutara. Pada
peta-peta Batavia lama. daerah disebelah utara tembok kota dan kali yang
menghubungkan kali besar dan Muara Baru, terbentuk perlahan-lahan antara taun 1650
dan 1700. Sejak awal tahun 1730-an daerah ini sangat tidak sehat, karena nyamuk
yang berkembang biak dalam tambak ikan di pantai utara, menyebarkan malaria.*
Sejarah Masjid Luar Batang belum
dapat disusun dengan jelas karena sumber-sumber historis yang tersedia
bertentangan dengan pandangan umum sekarang ini, dan kurang lengkap. Berita
tertua berasal dari seorang turis Tionghoa, yang menulis bahwa pada tahun 1736
ia meninggalkan Batavia dari sheng mu gang, artinya 'pelabuhan makam
keramat', yaitu dari pelabuhan Sunda Kelapa sekarang, makapada tahun 1736 sudah
terdapat suatu makam yang dianggap keramat di daerah pelabuhan Batavia, walupun
Habib Hussein belum meninggal dunia. Itu keramat siapa ?**
Pada tahun 1916 telah dicatat diatas
pintu masjid, bahwa gedung ini selesai dibangun pada 20Muharam 1152 H yang sama
dengan 29 April 1739*** Qiblat masjid ini kurang tepat dan ditentukan lebih
persis oleh Muh. Arshad al-Banjari (w. 1812) waktu singgah perjalanan pulang
dari Hejaz ke Banjar pada tahun 1827. Masjid ini kurang berkiblat, sama seperti
Masjid Kebon Sirih dan Cikini. Oleh karena itu, ada penulis (mis. Abubakar
Atjeh) yang beanggapan, bahwa semula ruang masjid ini adalah bekas rumah
kediaman orang, yang kemudian digunakan sebagai mushola atau masjid.
Pada sebuah batu dalam Masjid Luar
Batang ditulis, bahwa 'al Habib Husein bin Abubakar Bin Abdillah al-Alaydrus
yang telah wafat pada hari kamis 27 Puasa 1169 berkebetulan 24 Juni 1756. Batu
ini dibuat antara tahun 1886 dan 1916. sebab, L.W.C, Van Berg dalam buku yang
termasyur tentang orang Hadhramaut, menyebut, bahwa Habib Husein baru wafat
1798 (!). sedangkan Ronkel sudah menyebut batu peringatan tersebut dalam
karangannya yang diterbitkan pada tahun 1916.*
Koran Bataviaasche Caurant, tanggal
12 Mei 1827, memuat suatu karangan tentang Masjid Luar Batang. Dicatat dalam
tulisan ini, bahwa Habib Husein meninggal pada tahun 1796, setelah lama
berkhotbah diantara surabaya dan Batavia. Pada tahun 1812 makamnya dikijing
dengan batu dan masih terletak di luar gedung masjid sampai tahun 1827. Pada
waktu ini rupanya derma tidak lagi diterima oleh komandan(semacam lurah) daerah
Luar Batang, tetapi dinikmati oleh(pengurus) masjid** sehingga gedung bisa
diperluas.
Di lain pihak suatu masjid (!) bukan
surau telah dicatat pada peta yang dibuat C.F.Reimer pada tahun 1788.
dengan merangkumkan segala data yang
tersedia, dapat dikatan bahwa suatu makam yang dianggap keramat sudah terdapat
di Luar Batang pada tahun 1736 Mushola atau masjid didirikan 1739, Habib Husein
tinggal diadaerah itu dan meninggal tidak sebelum 1756 (mungkin baru pada tahun
1796 atau 1798), makam keramat Habib Huseinlah yang menarik banyak peziarah,
sehingga Masjid Luar Batang menjadi Masjid terkenal di Batavia lama. Walaupun
data-data ini (agak) pasti, masih timbul beberapa pertanyyan yang mengyangkut
sejarah masjid ini. Sebelum diusahakan suatu jawaban, maka disajikan beberapa
kutipan dari pengarang lain.
Dan Masjid ini banyak dikunjungi oleh
para pejabat-pejabat Negara baik kalangan dalam negeri mapun Luar negeri,
Masjid ini sekarang in sudah banyak direnovasi dan penanggung jawab langsung
adalah Bapak Gubenur DKI Jakarta ( Bpk. Fauzi Bowo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar